Human Papilloma Virus (HPV) merupakan satu golongan virus yang berisikan sekitar 150 jenis virus serupa. Beberapa jenis diantaranya dapat menimbulkan kutil dan beberapa jenis lainnya dapat menimbulkan kanker. Virus ini menyerang kulit dan selaput lembab yang melapisi tubuh, seperti leher rahim pada wanita, anus, mulut dan tenggorokkan.
Jika terkena HPV, apa yang akan terjadi ?
Dalam beberapa kasus, Human Papilloma Virus (HPV) akan hilang dengan sendirinya dan tidak menyebabkan masalah kesehatan. Namun, ada juga Human Papilloma Virus (HPV) yang tidak hilang, ini yang akan menyebabkan terbentuknya kutil pada area tubuh, seperti tangan, kaki dan alat kelamin. Kutil biasanya muncul seperti benjolan kecil, ukurannya pun bervariasi, mulai dari kecil sampai besar.
Beberapa jenis virus Human Papilloma Virus (HPV) tertentu dapat juga menyebabkan kanker, seperti kanker mulut, kanker tenggorokkan, kanker anus/rektum, kanker leher rahim, kanker vagina dan kanker vulva. Nah, berkembangnya kanker ini membutuhkan waktu bertahun-tahun, bahkan puluhan tahun. Ingat, virus Human Papilloma Virus (HPV) yang menyebabkan kanker tidak sama dengan jenis HPV yang menyebabkan kutil.
Apakah HPV bisa menyerang pria?
Baik wanita maupun pria bisa terkena infeksi Human Papilloma Virus (HPV). Jadi, jangan berfikiran bahwa Human Papilloma Virus (HPV) hanya dapat menyerang wanita saja. Bahkan, virus HPV tertentu dapat menyerang pria dan menyebabkan kanker penis.
Kenapa bisa tertular HPV?
Human Papilloma Virus (HPV) bisa menyebar melalui hubungan seksual, baik itu vaginal, anal maupun oral dengan orang yang sudah terinfeksi virus tersebut. Bukan hanya itu, HPV juga bisa menyebar melalui penggunaan “mainan” bersama yang sudah terinfeksi dengan virus HPV.
Kita mungkin tidak dapat mengetahui apakah pasangan kita membawa virus HPV atau tidak kan? Hal ini dikarenakan orang yang terinfeksi virus HPV biasanya tidak menunjukkan tanda atau gejala bahwa ia terinfeksi. Bahkan, seseorang bisa memiliki HPV setelah bertahun-tahun sejak ia melakukan hubungan seksual dengan orang yang terinfeksi.
Dalam beberapa kasus yang jarang, ibu hamil yang terinfeksi virus Human Papilloma Virus (HPV) pun bisa menularkannya ke bayinya. Hal ini dapat menyebabkan anaknya mengalami Recurrent Respiratory Papillomatosisi (RRP), yaitu kondisi langka dan berbahaya yang dapat menyebabkan kutil tumbuh didalam tenggorokan.
Chat Whatsapp | Telepon Seluler | Form Reservasi Online |
Pencegahan Human Papilloma Virus (HPV)
- Vaksinasi Human Papilloma Virus (HPV).
Melakukan vaksinasi HPV terbukti aman dan efektif untuk melindungi diri kita dari penyakit yang disebabkan oleh virus HPV, termasuk kanker.
- Melakukan pemeriksaan kanker serviks (leher rahim).
Pemeriksaan kanker serviks secara rutin pada wanita usia 21-65 tahun, bisa untuk mencegah berkenbangnya kanker serviks.
- Gunakan kondom saat berhubungan seks.
Menggunakan kondom dengan benar saat berhubungan seks, terbukti dapat menurunkan risiko tertular Human Papilloma Virus (HPV). Namun perlu diingat, bahwa kondom hanyan melindungi bagian tubuh yang tertutupi dengan kondom saja. Penularan HPV di bagian tubuh yang tidak tertutupi kondom mungkin bisa terjadi.
- Tidak berganti-ganti pasangan seks.
Ingat, tidak berganti-ganti pasangan seks dapat menurunkan risiko untuk tertular Human Papilloma Virus (HPV).
- Menjaga kebersihan vagina.
Vagina yang kebersihannya kurang lebih rentan untuk terkena infeksi virus. Maka dari itu, wanita disarankan untuk selalu menjaga kebersihan daerah kewanitaanya.
Kapan Harus di Vaksin HPV?
Sesuai yang direkomendasikan oleh Centers for Disease Control and Prevention (CDC), baik pria maupun wanita sebaiknya mendapatkan vaksin HPV saat berusia 11-12 tahun dengan dosis 2x vaksin (dalam jeda waktu 6-12 bulan antar pemberian vaksin). Jika diusia tersebut belum mendapatkan vaksinasi HPV, maka sebaiknya kita mendapatkan vaksin tersebut sebelum usia 26 tahun baik itu wanita maupun pria. Jika sudah menerima vaksinasi HPV pada usia 15 tahun atau lebih, maka dosis yang diberikan adalah 3x.
Chat Whatsapp | Telepon Seluler | Form Reservasi Online |
Sumber : Klinik Raphael