
Disuria adalah sensasi
rasa sakit atau terbakar saat buang air kecil. Pada pria, sensasi ini
biasanya terasa di uretra distal selama void dan sembuh sesaat setelah
berkemih.
Rasa ketidaknyamanan sering terasa
disaluran kemih. Nyeri pada awal buang air kecil biasnya menunjukkan
sumber peradangan uretra. Nyeri yang lebih parah terjadi di daerah
suprapubik saat selesai buang air kecil dan menunjukkan adanya
pembengkakan kandung kemih. Klinik Raphael akan membantu anda dalam
mempelajari tentang sakit saat buang air kecil.
Kenapa pria mengalami buang air kecil yang menyakitkan
Ketika pria sering buang air kecil yang
menyakitkan adalah masalah yang umum terjadi, terutama pada pria yang
lebih tua. Infeksi saluran kencing, batu ginjal dan masalah prostat
semuanya bisa menghasilkan gejala ini.
Sering buang air kecil tanpa rasa sakit
juga bisa menjadi efek samping tertentu, atau gejala diabetes atau perlu
dilakukan pengobatan kencing nanah. Kebanyakan pria yang mengalami
masalah baru dengan buang air kecil yang menyakitkan atau sering harus
segera diobati.
Nyeri atau terbakar saat buang air kecil
dan sering buang air kecil bisa disebabkan oleh kondisi yang sama.
Namun, sangat membantu untuk fokus pada satu gejala atau gejala lainnya.
Istilah “disuria” mengacu pada rasa
sakit atau ketidaknyamanan yang berhubngan dengan buang air kecil
(kencing). Ini tidak mengacu pada frekuensi kencing, meski gangguan
frekuensi seringkali bisa disertai dengan disuria.
Pria dengan rasa sakit atau sensasi
terbakar saat buang air kecil harus dievaluasi dengan riwayat yang
menyeluruh. Pemeriksaan fisik dan urinalisis yang terfokus (baik
dipstick urine dan pemeriksaan mikroskopik spesimen urine). Meskipun
disuria dapat disebabkan oleh segala sesuatu yang menyebabkan peradangan
pada mukosa uretra, hal ini paling sering terjadi akibat infeksi
saluran kemih.
Pada pasien yang lebih muda, organisme
yang menular seksual seperti chlamydia trachomatis. Namun, pada pasaien
berusia diatas 35 tahun, bakteri coliform mendominasi.
Infeksi pada pria yang lebih tua paling
sering terjadi akibat statis urine sekunder akibat hiperplasia prostat
jinak. Kondisi lain yang dapat menyebabkan disuria meliputi kalkulus
ginjal, keganasan genitourinari, spondyloarthropathy dan pengobatan
lainnya. Pengobatan disuria yang berhasil bergantung pada identifikasi
penyebabnya dengan benar.
Penyebab buang air kecil sakit (Disuria)
Setiap sumber iritasi atau pembengkakan
saluran kemih, terutama kandung kemih, prostat atau uretra, dapat
menyebabkan disuria. Disuria sering dikaitkan dengan gejala lainnya,
seperti urgensi, frekuensi dan nokturia, namun penyebab utamanya adalah
infeksi saluran kemih.
Stasis urine akibat obstruksi uretra
menjadi faktor predisposisi yang paling umum untuk infeksi saluran
kemih. Penyebab paling umum dari infeksi saluran kemih yang berulang
pada pria adalah prostatitis bakteri kronis.
Selanjutnya, seiring bertambahnya usia
pria, obstruksi urine dapat menyebabkan perubahan kandung kemih yang
menghasilkan gejala obstruktif dan gejala iritatif yang meningkat
termasuk disuria.
Gejala ketika buang air kecil sakit
Bergantung pada penyebab disuria, mungkin ada gejala lain selain rasa sakit saat buang air kecil. Gejalanya bisa meliputi:
- Infeksi saluran kemih bagian bawah (sistitis)
Gejalanya sering buang air kecil,
dorongan kuat untuk buang air kecil, kehilangan kontrol kandung kemih,
nyeri dibagian bawah bagian bawah perut (dekat kandung kemih), air seni
mendung yang mungkin memiliki bau kuat, urine berdarah
- Infeksi saluran kemih bagian atas (pielonefritis)
Sakit dipunggung bagian atas, demam
tinggi disertai gemetar, mual dan muntah, air kencing terasa hangat,
sering buang air kecil, dorongan kuat untuk buang air kecil
Keluaran dari uretra, kemerahan
disekitar pembukaan uretra, sering buang air kecil, keputihan. Penderita
uretritis yang berasal dari penyakit menular seksual seringkali tidak
akan memiliki gejala apapun
Nyeri atau gatal di vagina, keputihan
atau bau vagina yang tidak normal atau berbau busuk, nyeri atau
ketidaknyamanan saat melakukan hubungan seksual
Diagnosa dari penyakit disuria
Banyak orang mengalami ketidaknyamanan
yang singkat saat mereka mulai buang air kecil. Biasanya hal ini
disebabkan oleh iritasi. Namun, jika sakit saat buang air kecil
berlangsung lebih lama, parah atau jika terus terjadi, maka dokter akan
menanyakan gejala dan kebiasaan pribadi dan seksual Anda.
Selama pemeriksaan fisik, dokter akan
memeriksan ginjal dan memeriksa alat kelamin Anda. Bagi wanita, termasuk
pemeriksaan panggul. Pria dengan masalah prostat mungkin memiliki
pemeriksaan rektal digital.
Jika dari hasil pemeriksaan dokter
terkena adanya infeksi kandung kemih yang sederhana, biasanya dia bisa
memastikannya dengan tes urine di kliniknya. Untuk diagnosa uretritis
dan vaginitis, dari area yang terinfeksi mungkin perlu diambil untuk
pengujian.
Bilamana dokter memberitahu bahwa adanya infeksi ginjal, penyakit kencing nanah sampel
urine akan diambil untuk laboratorium untuk diidentifikasi spesies
bakterinya. Jika Anda demam atau tampak sakit, sampel darah dapat diuji
di laboratorium untuk memeriksa bakteri dalam darah.
Kalau anda mengalami disuria dan
memiliki hubungan seks tanpa kondom dengan banyak pasangan, dokter akan
melakukan tes untuk mencari berbagai jenis penyakit menular seksual,
termasuk gonore, klamidia, trikomoniasis, sifilis dan HIV.
Pengobatan untuk penyakit disuria
Pengobatan disuria tergantung pada penyebabnya:
- Sistitis dan pielonefritis
Infeksi ini, biasnaya disebabkan oleh
bakteri, bisa disembuhkan dengan antibiotik yang diminum. Antibiotik
dapat diberikan ke pembuluh darah (intravena) untuk pielonefritis berat
dengan demam tinggi, menggigil kedinginan dan muntah.
Uretritis ditangani dengan anibiotik. Jenis antibiotik yang digunakan tergantung pada infeksi mana yang menyebabkan uretritis.
Trikomoniasis dan bakteri vaginosis
diobati dengan antibiotik, infeksi ragi diobati dengan obat antijamur.
Bak sebagai pil per oral atau sebagai supositoria atau krim yang
dimasukkan ke dalam vagina.
Klinik Raphael juga membuka pelayanan kesehatan untuk pengobatan penyakit menular seksual untuk pria maupun wanita.