Tampilkan postingan dengan label penyakit menular seksual. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label penyakit menular seksual. Tampilkan semua postingan

Rabu, 10 Juli 2024

Penyebab, Pengertian dan Perbedaan HIV dan AIDS

perbedaan hid dan aids

HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus yang menyerang dan merusak sistem kekebalan tubuh dengan cara menginfeksi dan menghancurkan sel CD4. semakin banyak sel CD4 yang hancur, maka semakin melamah daya tahan tubuh sehingga akan rentan diserang berbagai penyakit.

Lebih tepatnya HIV ini menyerang salah satu sel di dalam sel darah putih, yaitu sel T atau CD4. Dimana sel tersebut memiliki peran penting untuk menjaga imun tubuh dan memerangi infeksi yang masuk kedalam tubuh. 

HIV yang tidak segera ditangani akan berkembang menjadi kondisi yang serius yang disebut dengan AIDS (Acquired immunodeficiency syndrome). AIDS merupakan stadium akhir dari infeksi HIV, pada tahap ini kemampuan tubuh untuk melawan infeksi sudah hilang sepenuhnya.

Dengan kata lain, perbedaan dari HIV dan AIDS yaitu HIV adalah virus yang menyebablan melemahnya sistem kekebalan tubuh. Sedangkan AIDS adalah kondisi gangguan kesehatan yang diakibatkan dari melemahnya sistem kekebalan tubuh tersebut.

Cara Penularan HIV/AIDS

HIV akan ditularkan melalui adanya kontak dengan cairan tubuh penderita, seperti darah, sperma, cairan vagina, cairan anus, serta ASI. sangat perlu diketahui, bahwa HIV tidak menular melalui udara, air, keringat, air liur, gigitan nyamuk ataupun sentuhan fisik.

Penyebab HIV dan AIDS

HIV tentunya disebabkan oleh suatu virus yaitu human immunodeficiency virus. Jika tidak diobati, maka HIV akan semakin memburuk dan akan berkembang menjadi AIDS.

Virus ini akan ditularkan melalui:
  1. Hubungan seks baik itu vaginal atau anal
  2. Penggunaan jarum suntik bersamaan
  3. Transfusi darah. meskipun jarang
HIV dapat menular dari ibu ke anak selama masa kehamilan, melahirkan dan juga menyusui.

Faktor Resiko HIV dan AIDS

Adapun beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko terjadinya penularan HIV, adalah sebagai berikut:
  1. Penggunaan jarum suntik secara bersamaan
  2. Berganti-ganti pasangan seksual tanpa menggunakan pengaman (kondom)
  3. Melakukan pekerjaan yang melibatkan adanya kontak dengan cairan tubuh tanpa menggunakan alat pelindung diri yang cukup

Gejala dari Infeksi HIV dan AIDS

Kebanyakan pada penderita denga HIV mengalami flu ringan pada 2 sampai 6 minggu setelah terinfeksi virus HIV. Flu bisa disertai juga dengan gejala lain dan dapat bertahan selama 1 sampai 2  minggu.

Setelah flu membaik, gejala lain mungkin tidak akan terlihat selama bertahun-tahun meskipun virus HIV terus merusak sistem kekebalan tubuh penderitanya, sampai HIV berkembang ke stadium akhir yaitu AIDS.

Pada beberapa kasus, seseorang baru mengetahui bahwa dirinya terinfeksi HIV setelah melakukan pemeriksaan diri ke dokter kelamin. Setelah ia terkena penyakit parah yang disebebkan oleh melemahnya daya tahan tubuh.
Penyakit parah yang dimaksud antara lain yaitu:
  1. Diare kronis
  2. Pneumonia
  3. toksoplasmosis otak
HIV aalah penyakit yang akan diderita seumur hidup, dengan kata lain, virus HIV akan menetap didalm tubh penderitanya seumur hidupnya.

Meskipun belum ada metode pengobatan untuk mengatasi HIV, namun ada obat yang dapat memperlambat perkembangan penyakit ini dan dapat meningkatkan harapan hidup penderitanya.

Komplikasi Akibat HIV dan AIDS

Infeksi HIV membuat sistem kekebalan tubuh melemah, sehingga tubuh menjadi lebih rentan untuk terserang berbagai penyakit, diantaranya yaitu:
  1. Tuberkulosis merupakan suatu infeksi pada paru-paru yang sering menyerang penderita HIV, bahkan menjadi penyebab utama kematian pada penderirta AIDS.
  2. Toksoplasmosis ialah infeksi parasit yang dapat memicu terjadinya kejang jika sampai menyebar ke otak.
  3. Cytomegalovirus adalah suatu infeksi yang disebabkan oleh salah satu kelompok virus herpes. infeksi ini dapat menyebab terjadinya kerusakan pada mata, saluran pencernaan dan paru-paru.
  4. Candidiasis adalah infeksi akibat adanya jamur candida, yang dapat menyebabkan terjadinya ruam pada sejumlah area tubuh.
  5. Kriptosporidiosis adalah suatu infeksi akibat adanya parasit yang hidup didalam sistem pencernaan.
  6. Meningitis kriptokokus ini aalah suatu peradangan pada selaput otak dan tulang belakang yang disebabkan oleh jamur.
  7. Wasting syndrome adalah suatu kondisi ketika penderita AIDS kehilangan 10% berat badan, kondisi ini juga biasanya disertai dengan diare dan juga demam kronis.
  8. HIVAN (HIV-associated nephropathy) adalah peradangan pada saringan di ginjal. kondisi ini dapat menyebabkan terjadinya gangguan pada proses pembuangan limbah sisa metabolisme dari tubuh.
  9. Gangguan neurologis, meskipun AIDS tidak menginfeksi sel saraf, namun penderintanya dapat mengalami depresi, mudah marah, bahka sulit untuk berjalan. salah satu gangguan saraf yang paling sering menyerang penderita AIDS ialah demensia.
Selain dari sejumlah penyakit diatas, ada jenis kanker yang dapat menyerang penderita HIV, diantaranya yaitu sarkoma kaposi dan limfoma.

Sarkoma kaposi adalah kanker yang dapat muncul di sepanjang pembuluh darah atau saluran getah bening. sedangkan limfoma merupakan kanker pada kelenjar getah bening.

Pencegahan dari Infksi HIV dan AIDS

Berikut ini beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menghindari dan meminimalkan terjadinya penularan HIV:
  1. Tidak berganti-ganti pasangan seksual
  2. Menghindari penggunaan narkoba, terutama jenis suntik
  3. Menggunakan pengaman (kondom) saat berhubungan seksual
  4. Mencari infromasi yang tepat dan benar terkait HIV, cara penularan, pencegahan dan juga pengobatannya, terutama bagi anak remaja.
Penderita yang telah terdiagnosis HIV harus segera mendapatkan pengobatan berupa terapi antiretroviral (ARV). Terap ARV ini bekerja untuk mencegah virus HIV bertambah banyak sehingga tidak menyerang sistem kekebalan tubuh.

Konsultasi Dokter Online (WA)

Hubungi Klinik Raphael Cikarang untuk mendapatkan informasi lebih detail tentang infeksi HIV dan HIV dengan menhgklik salah satu gambar di bawah ini.

Chat WhatsappTelepon SelulerForm Reservasi Online
jual obat gonore di bekasi kota
jual obat gonore di bekasi kota
jual obat gonore di bekasi kota


Selasa, 01 November 2022

Mencegah penyakit menular seksual dengan 5 cara sederhana

pencegahan penyakit menular seksual

Ada lima cara untuk mencegah penyebaran infeksi menular seksual, tetapi beberapa orang menganggapnya sulit. Sebelum itu, Anda harus memiliki pengetahuan tentang infeksi menular seksual dan penyakit yang ditanggungnya. Melalui kontak seksual dengan orang yang sudah terinfeksi, penyakit menular seksual dapat menyebar. Ada sejumlah penyakit, seperti gonore, kutil kelamin, HIV/AIDS, klamidia, dan penyakit menular seksual lainnya.

Disarankan agar Anda mempelajari bagaimana bakteri atau virus menyebabkannya dan Anda mengetahui bagaimana penyebarannya. Hal ini dilakukan untuk mengurangi atau melakukan upaya pencegahan infeksi menular seksual yang tidak diketahui.

Siapa pun dapat tertular infeksi menular seksual, tetapi mereka yang sering melakukan aktivitas seksual lebih mungkin untuk tertular. Sadarilah bahwa benda-benda yang telah terkena kontaminasi bakteri atau virus juga dapat menyebarkan infeksi.

Infeksi yang ditularkan secara seksual dapat dihindari dengan beberapa cara. Jalani gaya hidup sehat dan praktikkan seks aman. Untuk mencegah penyebaran penyakit menular seksual, hindari berganti-ganti pasangan dan selalu gunakan kondom.

Infeksi menular seksual: strategi pencegahan

Ada lima langkah yang harus dilakukan untuk menghentikan penyebaran infeksi ini, meskipun relatif sederhana dan sering tidak disadari:

Jangan berganti pasangan

Orang yang memiliki banyak pasangan seksual memiliki risiko infeksi yang sangat tinggi karena ditularkan melalui hubungan seks. Hindari melakukan aktivitas seksual dengan pasangan yang memiliki banyak pasangan atau yang riwayat seksualnya tidak diketahui.

Dalam beberapa keadaan, berhubungan seks hanya dengan satu pasangan atau menahan diri untuk tidak berhubungan seks sama sekali bisa menjadi cara yang pasti untuk menghentikan penyebaran penyakit menular seksual. Penggunaan kondom tidak lagi diperlukan untuk pencegahan penularan jika tidak ada pasangan yang memiliki bakteri atau virus.

Lakukan tindakan pencegahan menggunakan kondom

Setiap kali Anda berhubungan seks, terutama jika Anda memiliki banyak pasangan seksual, gunakanlah kondom. Penggunaan kondom secara konsisten adalah metode yang cukup efektif untuk mencegah infeksi menular seksual. Salah satu strategi Anda untuk mencegah infeksi menular seksual mungkin dengan menggunakan kondom yang sesuai.

Sudah sunat

Karena mereka menjalani sunat, 60% pria dapat mengurangi risiko tertular HIV. Selain itu, sunat membantu menghentikan penyebaran herpes dan human papillomavirus(HPV).

Sudah vaksinasi

Sejumlah penyakit menular seksual dapat dicegah melalui vaksinasi, seperti vaksin HPV dan vaksin hepatitis B. Disarankan bahwa anak perempuan menerima vaksin HPV antara usia 9 dan 26. Sejak bayi, vaksin hepatitis B telah diberikan, dengan dosis kedua diberikan setidaknya empat minggu setelah yang pertama.

Hindari penggunaan obat-obatan, alkohol, dan rokok

Alkohol atau penggunaan narkoba mempersulit orang untuk mengontrol perilaku mereka, yang meningkatkan kemungkinan mereka akan melakukan hubungan seks yang tidak aman. Seseorang menjadi lebih rentan tertular penyakit menular seksual dengan cara ini.

Beberapa tanda dan gejala penyakit menular seksual

Kenali beberapa gejala PMS berikut ini untuk segera berobat agar infeksi bisa segera diobati dan komplikasi bisa dihindari. Gejala PMS terdiri dari:

  1. Buang air kecil dengan sensasi terbakar (disuria)
  2. Keputihan yang tidak normal, seperti nanah atau darah
  3. Keputihan yang tidak terduga
  4. Ada perdarahan pervaginam
  5. Ada rasa gatal yang mengganggu di dekat alat kelamin
  6. Penderitaan sebelum, selama, atau setelah berhubungan seks (dispareunia)
  7. Alat kelamin atau area di sekitarnya mengalami luka atau benjolan.

Hubungi Klinik Raphael segera dengan menghubungi 0813-9625-4650 atau 0857-7077-3681. Selain itu, Anda dapat berbicara dengan dokter kandungan yang berkualifikasi tanpa biaya.